Kasih Sayang Seorang Ibu

Ibu, sebuah kata yang tidak asing lagi bagi kita, seseorang yang memiliki peran super penting dalam hidup kita. Jasa maupun pengorbananya bagai air sungai yang mengalir, sudah pantas dan sewajarnya kita berbakti kepada beliau. Bayangkan, betapa beratnya beban seorang ibu sewaktu kita di dalam kandungan, ketika itu kita sudah mulai menyusahkannya, diawal kehamilannya, ibu kita sudah mulai berkorban, mulai dari pusing, mual-mual, lemah, serta hilangnya nafsu makannya.

Bahkan tak jarang seorang ibu harus menghadapi awal kehamilannya dengan berbaring di tempat tidur, karena lemah yang dirasakannya. Tapi sedikit pun ibu kita tak pernah mengeluh, karena mengharapkan kehadiran kita. Bahkan pengorbanan itu semakin terasa disaat kehamilannya mulai membesar, ibu tak lagi leluasa bergerak, bahkan tidurpun terasa susah.
Semua itu dihadapinya dengan kesabaran, belum lagi perjuangan ibu disaat melahirkan, perjuangan antara hidup dan matinya. Pada waktu itulah yang tak dapat dijelaskan betapa beratnya pengorbanan seorang ibu. Sakit, harapan dan kecemasan semuanya berbaur menjadi satu.
Namun harapan dan impiannya akan kehadiran kita selalu ada,dan itu diungkapkannya lewat senyuman kebahagiaan. Namun pengorbanannya itu tak berhenti di situ saja. Setelah kita lahirpun kita tak berhenti menyusahkanya. Diwaktu malam hari semua manusia terlelap, ibu kita terbangun karena mendengar tangisan kita. Apalagi ketika kita sakit, ibu tak pernah lengah, ia selalu menjaga dan merawat kita dengan penuh kasih sayang.Dan semua pengorbanan itu dilakukannya dengan penuh keikhlasan. Dari ini semua, sungguh maha adil Allah yang telah memerintahkan kepada setiap anak agar berbakti kepada kedua orang tua, terutama ibu. Dan segala puji bagi Allahyang telah menciptakan cinta kepada seorang ibu terhadap anaknya.“Dan kepada kedua orang tua, hendaklah berlaku baik”.
(Edisi Perdana : Durus Waibar)
Oleh : Ustzh. Leni Gusriani