Kekuatan Allah Tanpa Batas
Kekuatatan Allah tanpa batas dan ilmu-Nya yang maha luas telah menciptakan dunia serta isinya penuh dengan aneka karya menakjubkan, keseimbangan tiada tara yang kita temukan di bumi akan menjadikan para hamba-Nya yang berfikir untuk selalu bersyukur dan bersyukur.
Dapat kita buktikan hanya dengan udara yang telah disediakan untuk kita agar bisa bernafas, ini sudah cukup sebagai bukti betapa kita sangat bergantung kepada Allah Swt. Lihatlah bagaimana manusia membutuhkan tarikan nafas setiap detik, untuk mendapatkan udara. Dan Allah yang maha cerdas, telah menyediakannya di bumi persis seperti apa yang masusia butuhkan, karena semua ini telah melewati beberapa proses dan rancangan maha hebat-Nya jauh sebelum nabi Adam ada.
“Allah itu tempat bergantung” (Al-Ikhlas:2).
Imam Abu Hanifah ketika mengetahui akan didatangi oleh seorang Atheis (kepercayaan anti tuhan), beliau langsung memulai pembicaraan dengan berkata “Sungguh ajaib tadi aku melihat, sebatang pohon tumbang dengan sendirinya lalu terbentuklah sebuah perahu kemudian jatuh ke sungai dan tiba-tiba melaju dengan sendirinya pula”. Atheis tersebut terperangah namun tidak mempercayainya, lalu berkata “Itu sangat tidak masuk akal dan tidak mungkin terjadi”. Lalu sang Imampun berkata dengan bijak “Anda benar, semua itu tidak mungkin terjadi, sebagai mana halnya dunia ini yang tidak mungkin ada dengan sendirinya, tanpa ada yang membuat, yaitu Allah Swt”.
Dialah (Allah) yang menciptakan segala apa yang di bumi untukmu kemudian dia menuju ke langit lalu dia menyempurnakan tujuh lapis langit dan Dia maha mengetahui segala sesuatu. (Al-Baqarah:29)
Tersedianya setiap apa yang kita butuhkan, tumbuhnya buah yang segar dari tanah yang bau dan kotor, bumi serta isinya, dan Setiap makhluk yang ada, semua itu “mengatakan” kepada seluruh umat manusia bahwa ada yang menciptakan mereka. Dalam Al-Qur’an jauh sebelum manusia dilahirkan, Allah mengajukan satu pertanyaan:
“Bukankah aku adalah tuhanmu, maka mereka menjawab, sesunggguhnya engkau tuhan kami”.
Pengakuan ketuhanan ini telah diucapkan seluruh manusia tanpa terkecuali, ketika mereka masih dalam perut, namun setelah dilahirkan di antara mereka ada yang lupa akan kesaksian, namun ada juga yang tetap dalam keimanan.
Sungguh kami telah menujukkan kepadanya jalan yang lurus; ada yang bersukur dan ada pula yang kufur. (Al-Insan:3).
Beruntunglah bagi mereka yang tetap beriman kepada Allah dan membuktikan keimanannya dengan melaksanakan apa yang diperintahkan, mengerjakan ibadah sunat namun tidak meniggalkan ibadah wajib, seperti: sholat lima waktu, berpuasa di bulan ramadhan, zakat, haji bagi yang mampu. Serta menjauhkan diri dari perzinahan, penipuan, keserakahan dan segala bentuk kejahatan, karena sesunguhnya Allah yang kedua jika kamu sendirian, dan Allah adalah yang ketiga jika kamu berdua dan sesterusnya. Wallahu a’lam.
Ditulis oleh : Abdurrahman Yusak
Rabu 24 Maret 2010