Rifqan Ahlis Sunnah Biahlis Sunnah

Persatuan merupakan modal utama umat Islam untuk memperoleh kemajuan, namun terkadang hal itu diabaikan oleh sebagian orang sehingga mereka tak pernah berhenti untuk mencaci, menghina, meremehkan saudaranya seagama, seolah ayat dan hadits yang menyuruh mereka bersatu tak mempunyai arti dan nilai apa apa menurut mereka.

Berangkat dari realita yang menyedihkan diatas penulis buku ini mencoba memberikan sikap ideal yang seharusnya dipegang oleh umat Islam ketika mereka menghadapi perbedaan dalam agama, pada bagian pengantar beliau menyorot sedikit sebuah terma yang sering diucapkan orang yaitu Ahli sunnah ,beliau dengan singkat sengaja mengemukan definisi, substansi serta karekter utama yang membedakan ahli sunnah dari kelompok, sekte dan aliran yang beraneka ragam seperti Qadariyah, Jabariyah, Syi'ah Imamiyah, Iibadhiyah dan lainya, penjelasan tersebut beliau dasarkan pada ayat, hadits serta ucapan ulama yang terkenal dan komitmen dalam agama seperti Malik bin Anas, Ibnu Qayyim, As-syatibi dan Ibnu Abdul Barr.
Kemudian beliau menerangkan sebuah hal penting yang sering terabaikan yaitu kewajiban menjaga lidah dan ucapan yang sering menjadi penyebab timbulnya pertikaian dalam tubuh umat ini, beliau sengaja mencantumkan ayat dan hadits yang berkenaan dengan hal ini seperti ayat ke 70-71 surat Al-ahzab, Al-mujadilah 11, hadits yang diriwayatkan oleh Asy-Syaikhani mengenai gibah, perintah menjaga lidah, serta perintah diam dari hal yang tidak berguna, anjuran berlaku lemah lembut, toleran terhadap orang yang lain. Selanjutnya beliau memaparkan bahaya buruk sangka dan tajassus (memata- matai) yang sering diperbuat oleh sebagian orang.
Seterusnya beliau menerangkan sikap terhadap ulama yang menyelisihi mayoritas ulama seperti Imam Al- Baihaqi, Yahya bin Syarf An-Nawawi dan Ibnu Hajar Al-Asqalani yang meskipun terdapat beberapa penyimpangan mereka dalam aqidah namun itu tidak boleh menghalangi kita untuk memakai, menggunakan dan mempedomani buku- buku yang mereka tulis. Said bin Musayyib berkata "tidak ada seorang intelektual atau orang mulia atau yang punya kelebihanpun melainkan dia punya kekurangan". Abdullah ibnu Mubarrak berkata "apabila kebaikan seseorang lebih dominan dari kejelekanya, maka kejelekanya tidak boleh disebut sebut".
Selanjutnya beliau menyorot sebuah fakta yang berkembang pesat saat ini seperti tajrih dan tahzir,yang menimbulkan perpecahan dan pertengkaran, penulis berpendapat bahwa ada dua hal pokok yang menyebkan hal ini
1. Adanya kelompok yang kebiasanya adalah mencari cari kesalahan dan kekeliruan ulama lain baik melalui buku maupun kaset, kemudian mengingatkan pengikut mereka untuk membeli membaca atau mengoleksi buku buku mereka.
2. Adannya orang yang jika melihat kesalahan orang lain ia segera menulis buku yang menyorot kesalahanya, lalu kedua pihak saling menyerang melalui tulisan , kaset atau ceramah.
Untuk menghindari hal diatas ada beberapa langkah yang bisa dilakukan
1. Bertakwa pada Allah dari mencari kesalahan dan aib orang lain serta menyibukka n dirinya ontuk mengoreksi dirinya,
2. Menyibukkan diri dengan ilmu yang berguna serta berusaha menyebarkannya ke khalayak ramai serta menghindari titik sensitif yang memicu pertikaian.

Pada bagian penutup penulis memberikan pesan kepada penuntut ilmu agar bersungguh dalam mencarinya, mengatur waktu dengan baik, mengerahkan segala potensi yang mereka punyai untuk agama, memprioritaskan pada hal yang lebih penting, bersikap moderat(i'tidal dan tawasuth) dalam menghadapi perbedaan tanpa menganiaya orang lain, tidak mengatakan suatu halpun tanpa dilandasi ilmu, menghargai ulama, serta menghindari masalah yang sering menjadi perbedaan.
Terakhir buku ini sangat penting untuk dibaca dan ditelaah supaya dapat menjadi pembimbing kita dalam menghadapi perbedaan, menjadi penengah dalam menyelesaikan segala pertikaian, serta pengingat untuk menjaga tali persaudaaraan sesama muslim, dan jangan sampai teman dianggap sebagai lawan.
Allah berfirman"dan orang yang bersama mereka keras terhadap orang kafir d an berkasih sayang sesama mereka".
Judul buku :Rifqan Ahlis Sunnah Biahlis Sunnah
Penulis:Abdul Muhsin bin Hammad Al-badr
Penerbit:Percetakan Nasional Raja Fahd
Tebal buku:62 halaman
Tahun terbit:1423 H 2003 M
Resensator: Sardinal

Posted by Situs Bungo on 12.46. Filed under . You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0

0 komentar for “Rifqan Ahlis Sunnah Biahlis Sunnah”

Leave comment

Recent Entries

Recent Comments

Photo Gallery