Pelajaran Hidup dari Sudut Kota Bungo...
Perjalananku menuju sumber ilmu agama, yang diperkaya dengan buku-buku literatur. Diawali dengan sebuah perjuangan pahit. Niat yang sudah ada semenjak kelas 2 aliyah untuk mengenyam ilmu yang ada di perguruan tinggi tertua di dunia, Al Azhar Mesir, didukung penuh oleh pihak sekolah pondok moderen Madrasah Sumatera Thawalib Parabek Bukit Tinggi. Selain itu, orang tua serta masyarakat di kampung juga mengharapkan keberangkatan saya dalam misi belajar itu.
Perjuangan saya bermula setelah berhasil mengirim berkas-berkas yang dibutuh kan untuk memenuhi prosedural kuliah, permasalahan yang juga dihadapi oleh sebagian besar teman-teman seperjuangan, yaitu dana.
Pengalaman yang amat berharga bagi saya dalam menempa mental sebagai orang kecil, untuk bisa terbiasa ditampar cobaan.
Seperti biasa, dalam misi pencarian dana, PEMDA setempat adalah ladang dan target utama, sebab pemerintah pusat sudah mencanangkan dana khusus buat pendidikan. Sebagai prolog untuk mengawali kisah nyata kehidupan saya dalam mengahadapi orang-orang yang mengemban amanah rakyat. Adalah Umar bin Khatab seorang Kahlifah, jabatannya jauh melebihi Presiden yang ada di zaman kita sekarang, sebab beberapa Negara yang ada sekarang seperti Mesir, Irak, dan lain-lain, ada di bawah kekuasaannya dan dalam label Provinsi bukan Negara. Pada suatu ketika ada seorang yahudi yang memiliki sebuah gubuk yang akan dihacurkan oleh Gubernur Amr bin Ash di Mesir. Dengan tanpa susah payah, dan tanpa jalur birokrasi yang rumit, sang yahudi dengan mudah bisa mengadu kepada sang Khalifah dan pengaduannya direnspon baik. Akhirnya sang yahudi masuk Islam karena keadilan yang ditegakkan oleh seorang Umar bin Kahtab.
Kembali kepada cerita pribadi saya, pengajuan proposal untuk Bapak bupati Bungo, diawali dengan usaha untuk bisa bertemu dengan Bupati, namun untuk bisa bertemu dengan sang Bupati perlu amunisi yang lengkap agar bisa tercapai, salah satunya adalah orang yang dekat dengan Bupati. Jalan ini saya tempuh sebab, tidak sedikit proposal yang diajukan kepada petugas kantor, khusus menerima berkas, dibuang begitu saja ke tong sampah tanpa buka sediktipun apalagi dibaca.
Ketika bertemu dengan Bapak Bupati tersebut, bukan kata motivasi yang saya dapatkan, sebagai putra daerah yang akan berangkat untuk belajar dan nantinya juga akan menjadi sumbangsih SDM bagi Bungo, melainkan ungkapan yag mematahkan “Sepertinya anda tidak akan bisa berangkat”
Dalam waktu yang sesingkat-singkatnya otakku berputar untuk bisa menemukan kalimat yang bisa dijadikan jawaban, akhirnya saya berkata polos “Saya akan berangkat”
Bapak Bupati akhirnya memberikan dana sebesar 2 juta, namun itu adalah separuh dana yang seharusnya dikeluarkan. Sebab saya langsung melihat nota yang ada dalam kantor administrasi, bahwa yang melanjutkan ke kuliah umum, mendapat 4 juta. Namun rasa syukur juga terucap dari hati atas rezeki yang di berikan oleh Allah ini.
Dan sampai detik ini juga saya belum pernah merasa berhutang budi sama Bapak Bupati tersebut, karena memang uang 2 juta itu bukan lah uang kantong beliau, tapi itu adalah hak saya. Dana pemerintah yang memang di peruntukkan buat para mahasiswa dan pelajar.
Setahun seteleh keberangkatan saya ke Mesir, ada jUga orang yang berangkat dari Bungo, namun mendapata dana yang besar dan disubsidi tiap bulannya. Dan setelah diteliti, dia mendapat bukan karena prestasi atau yang lainnya melainkan, karena orang yang berada dibelakangnya.
Harapan saya untuk mendapatkan hak dari PEMDA Bungo masih ada, walau hanya lewat pemberitaan yang tidak langsung ke kantor bupati, semoga tulisan ini bisa memberikan pencerahan bagi saya pribadi atau orang yang sama seperti saya.
Akhirnya, dengan kemampuan yang ada, bergerak dalam bidang organisasi, penerbitan majalah dan bulletin, serta dukungan dari jama’ah Muara Bungo secara luas, saya akan pulang ke tanah kelahiran dengan membawa kado sumbangan pemikiran.
Di tulis : Abdurrahman Yusak (Putra Bungo)
Posted by Situs Bungo
on 01.21.
Filed under
berita bungo,
pendidikan,
sorot
.
You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0