Perbaikan Sistem dimulai dari Personalia
"Indonesia Negara Hukum", kalimat ini sering kali kita dengar ketika ada tema kontroversi diangkat. Benar, segala sesuatunya sudah diatur dalam tatanan kepemerintahan. Namun ini semua belum bisa menjamin secara total, bahwa warga akan bisa hidup dengan teratur. Hukum yang ada di Indonesia sekarang adalah buatan manusia, yang pada dasarnya manusia itu berpotensi untuk melakukan kebaikan, sebagaimana ia juga berpotensi untuk bisa tersilaf dan salah.
Yang tidak pernah salah, Dia-lah Allah, tuhan satu-satunya di alam ini, Dia yan telah menciptakan dunia serta isinya, tentulah Dia pula yang maha mengetahui, sistem apa yang paling cocok dan seimbang untuk bisa diterapkan.
Kembali kepada tema di atas, "Indonesia Negara Hukum", sebagaimana yang kita ketahui, bahwa hukum yang selama ini berjalan lewat pola SGS, yang intinya menganut faham trias politica. Belum ada ruang bagi Islam untuk membuktikan keadilan di bumi pertiwi, bahkan kelompok-kelompok yang membawa misi Islampun, hanya menerapkan hukum secara parsial, karena kondisi yang belum memungkinkan.
Solusi jitu agar keadilan dan kesimbangan tercipta, khususnya di Provinsi Jambi, adalah dengan mendalami serta menjalani apa yang dibawa oleh Islam. Bermula dari perjalanan pertama Islam itu muncul. Yaitu membentuk keyakinan yang kokoh tentang ketuhanan yang maha Esa. Allah adalah satu-satunya tuhan yang maha benar, Dialah yang maha mengetahui. Dia paling adil, dengan keadilanNya para penjahat akan mendapatkan kejahatnnya di akhirat kelak. Dan dengan keadilanNYa para dermawan berhati emas, akan mendapatkan kebaikannya di hari akhir kelak.
Dalam dakwah Rasulullah Saw, beliau menekankan bahwa pondasi dasar seseorang manusia agar mendapatkan kebaikan yang ia lakukan adalah keyakinannya kepada Allah. Sebab, dalam konteks agama kita, siapapun yang melakukan kebaikan, namun kebaikannya itu tidak didasari dengan kepercayaannya terhadap Allah, maka perbuatannya itu tidak akan membuahkan hasil di hari kiamat.
Dengan kondisi masyarakat Jambi yang sekarang ini, baik itu rakyat sipil ataupun oknum pemerintah, maka agar terciptanya kesimbangan dan kejujuran, melalui perbaikan komunitas yang terkecil yaitu personalia manajemen sistem. Kesadaran yang tinggi, kembali kepada jalan yang benar. Jika sulit memahami agama, paling tidak, pertanyakan kepada ahati nurani, apakah yang saya lakukan ini benar?. Apakah suap-menyuap itu banar?. Apakah menipu itu tidak berdosa?. Jika keyakinan kita kepada Allah sudah terbentuk dari awal, maka jawaban yang dari pertanyaan ini akan mucul dari hati nurani.
Tanggung jawab kita selaku yang diberi amanah, tidak berhenti sampai disitu, ada langkah lanjutan dari hal yang di atas, yaitu menularkan apa yang telah kita dapatkan dari buah keyakinan tadi kepada orang sekitar, sehingga muncullah pribadi-pribadi yang berakhlak. Hal yang tidak dapat dipungkiri lagi ialah, permulaan yang diawali oleh komunitas terkecil ini, akan menggelinding seperti bola salju, sehingga keadilan global, kedamaian, kejujuran, serta kesejahteraan muncul dengan sendirinya.
Ditulis oleh : Abdurrahman Yusak