Profil Pemimpin Terbaik Sepanjang Sejarah
Keberhasilan sebuah sistem dalam tatanan kepemerintahan, tergantung kepada pemimpin, dan pemimpin yang ideal bukan terletak pada eksistensinya sebagai seorang yang diakui statusnya saja, namun lebih dari itu, professional dalam berfikir dan bertindak. Dalam hal ini Rasulullah Saw adalah manusia terbaik untuk ditiru oleh setiap pemimpin.
Ust.H.Saud Alba, Lc mengatakan, bahwa : “Jika ada beberapa permasalahan yang sedang terjadi dan Rasulullah ada pada waktu itu, maka segala permasalahn akan selesai meski beliau sedang duduk minum secangkir teh”. Disinilah maksud dari professional berfikir dan bertindak tadi. Seoarang kepala keluarga tidak akan bisa menutun keluraganya kepada keberhasilan dalam mengarungi bahtera rumah tangga, tanpa kepandaian seorang suami dalam hal kekeluargaan, dan perangkat yang dibutuhkan untuk bisa mengatur rumah tangga tersebut adalah ilmu atau dengan akta lain professionalisme. Dan seorang gubernur tidak akan mampu menjalani tugasnya sebagai pemimpin Provinsi jika tidak memahami kondisi sosial masyarakat, dan tidak memiliki kemampuan untuk mengatur jalannya sistem kepemerintahan yang sesuai dengan tuntunan Agama dan Negara.
Selanjutnya hal yang tidak kalah pentingya adalah sifat jujur dan kepribadian yang Islami dalam sosok pemimpin. Saat ini mungkin di mana-mana banyak lembaga pendidikan yang telah berkiprah dalam dunia akademis, guna menelurkan orang-orang yang cerdas akalnya, dan bisa dijadikan sebagai pemimpin, namun jika dilihat kembali secara teliti, meski demikian mereka lemah spiritual dan memiliki kepribadian yang keropos. Adakah rakyat mau memilih pemimpin yang cerdas namun penipu? Pada dasarnya,bencana sistem yang menimpa PEMDA Jambi bermula dari kepribadian oknum yang tidak Islami, mari kita berlogika untuk menemukan kunci jawaban ungkapan ini, seseorang yang tidak memiliki kepribadian yang Islami akan berani melakukan hal di luar jalur, sebab, ia merasa perbuatan yang dilakukan akan mendapat imbas jika ada banyak bukti yang bisa membuka kejahatannya, jadi selama ia cermat dalam berbuat dan tidak ada orang yang melihat, maka selama rakyat memandang percaya, selama itu pula ia kan berbuat seperti yang diinginkan. Lain halnya dengan sesorang yang memiliki kepribadian islami, dia tahu bahwa sekecil apapun kegiatannya Malaikat kiri dan dan kanan tidak pernah absen unrtuk mencatat, meskipun ada kesempatan. Dan kehebatan akhlaknya bukan hanya sebatas kejujuran saja, lebih dari itu, dia akan mengharapkan segala kinerjanya diberi ganjaran oleh Allah, sebab ia bekerja bukan untuk dirinya, bukan untuk keluarganya, bukan untuk rakyatnya, tetapi untuk Allah yang telah menurunkan “mandat” agar berbuat jujur dan amanah.
Praktek lapangan dengan jelas memaparkan kepada kita bahwa,kejujuran berada di atas professinalisme, sebab ketidakpandaian seorang pemimpin bisa dilengkapi oleh bawahan, tetapi kejujuran tidak bisa diwakilkan. Inilah mengapa Michael H Hart dalam buku ‘The 100, A Ranking of the Most Influential Persons In History,’ New York, 1978 menempatkan Nabi Muhammad dalam urutan pertama 100 orang paling berpengaruh di dunia mengalahkan Isa, Newton, dan Paulus.
Ditulis oleh : Abdurrahman Yusak