Rasulullah Masih "Hidup"

Pada saat kondisi masyarakat jahiliyah, mereka sama sekali tidak mengenal ikatan saudara seiman, tidak mengetahui bahwa yang menciptakan bahan patung-patung mereka dari benda tak ada menjadi ada adalah Allah Swt, Tuhan yang sebenarnya.

Mereka tidak mau menolong antar sesama, tidak memberikan hak kepada yang patut menerimanya dan juga tidak mengenal segala bentuk nilai-nilai kebaikan.
Disaat yang sama terjadi pula segala bentuk kejahatan. Kriminalitas di mana-mana, penindasan, penipuan. Orang yang lemah diperlakukan seperti binatang. Tidak ada yang peduli dengan orang yang membutuhkan. Laki-laki dan perempuan layaknya seperti babi, yang bisa kapan saja, dimana saja, dengan siapa saja untuk melakukan perzinahan. Bahkan sudah menjadi kebiasaan bahwa seorang ibu melakukan hubungan badan dengan anak laki-laki pertamanya, sebagaimana disebutkan dalam buku Fiqhul Usrah karangan Asyraf Al-Khatib Mahmud dan Abdut Tawwab Hilmi Muhammad.
Pada waktu-waktu kritis ini pula, muncul seorang utusan yang mendapat pesan dari Allah agar mengajarkan kepada mereka bahwa satu-satunya Tuhan yang wajib disembah adalah Dia, yang telah menciptakan segala sesuatu tanpa terkecuali. Bukan menyembah patung yang dibuat oleh tangan mereka sendiri. Selain itu sang utusan tadi mengerjakan dua urusan besar yang penuh tantangan namun bernilai kebaikan di sisi Allah Swt yaitu :
1. Menganjurkan kepada mereka agar berlaku jujur kepada orang lain, menghormati sesama, mengadakan legalitas pernikahan secara syari’at sebagai bentuk menjunjung tinggi nilai moral dan martabat wanita, serta menuntun mereka bagaimana mejalani kehidupan ini dengan penuh kedisiplinan, ketenangan, kedamaian, termasuk aturan sosial yang seadil-adilnya.
2. Mencegah mereka yang berbuat kejahatan, melarang agar mereka tidak lagi membunuh anak sendiri, mengilegalkan tindak asusila yang tidak senonoh, dan melazimkan agar di manapun tidak ada lagi orang yang berstatuskan kriminil, baik itu terhadap Allah, orang lain, atau dirinya sendiri. Bahkan tugas mulia ini sudah beliau lakukan sebelum jibril datang membawa pesan dari Allah. Diriwayatkan dari Thalhah bin Abdullah bin Auf Al Zuhairy, Rasulullah bersabda “Sungguh telah aku saksikan di rumah Abdullah bin Jad’an sebuah gerakan dakwah Hilful Fudhul yang lebih aku sukai dibanding unta merah, dan jika aku diajak mengadakan persetujuan seperti itu setelah islam, maka pasti kusambut dengan baik".
Diantara mereka yang tenggelam dalam lautan kebodohan, juga ada yang menyadari bahwa apa yang selama ini mereka lakukan adalah sebuah kesalahan yang sangat besar. Mush'ab bin Umair, dengan keyakinan barunya itu berarti ia telah mengorbankan dirinya dari beberapa sisi, pertama ia telah meninggalkan keluarga tercinta yang selama ini tempat bernaung, ke dua ia telah memilih menjadi miskin dan sengsara dari pada kaya dan kemewahan dari orang tuanya.
Jika kita perhatikan dan kita possisikan diri kita seperti mereka, maka ini merupakan hal yang tersulit untuk dijalani, sebab kepercayaan selain kepada Allah telah mengakar di hati, apa lagi banyak cobaan untuk melewatinya.
Namun ada hal yang jauh lebih sulit dari pada itu yang pernah dijalani oleh seorang hamba Allah, yang sebelumnya tidak ada seorangpun mengajarkan kepada beliau tentang ilmu ketauhidan, bahkan bapaknya sendiri telah menyuntikkan doktrin jahiliyah ke dalam dirinya. Tetapi semuanya itu berhasil ia lewati hanya dengan mengoptimalkan fungsi akal secara sehat dan jujur kepada diri sendiri. Kisah nyata ini telah dialami oleh nenek moyang nabi Muhammad Saw yaitu Ibrahim Khalilullah Alaihis Salam. seperti yang kita ketahui perjalanan spritual beliau dalam mencari tuhan yang sebenarnya, tanpa ada yang memberi tahu kepadanya tentang ilmu ketuhanan. Walhasil melalui akalnya ia dapat menemukan tuhan.
Di dalam surat Al-Insan Allah menjelaskan bahwa manusia itu diilhami dua perkara. Pertama, bisa saja ia menjadi kafir (tidak beriman kepada Allah). Ke dua, bisa saja ia menjadi orang yang percaya akan keberadaan yang maha Pencipta yaitu Allah Swt.
Hal yang paling menarik di belakang cerita Nabi Ibrahim dan di terimanya dakwah Rasulullah adalah risalah yang mereka bawa itu merupakan kebenaran yang bersumber dari yang maha benar, serta percayanya kaum tersebut atas kebenaran itu.
Jika kita buka lembaran sejarah para nabi-nabi Allah maka kita akan dapatkan bahwa kehidupan di dunia ini bagaikan sebuah drama yang telah ada akhir cerita dalam skenario Allah, yang tidak lepas dari peperangan antara kebaikan dan kejahatan, kebenaran dan kesesatan. Sayyid Quthub dalam tafsirnya mengatakan bahwa salah satu hikmah adanya surat annas "katakanlah aku berlindung kepada Tuhannya manusia" adalah lafaz aku berlindung disana menggunakan fi'il mudhari’ yang menunjukkan bahwa kita selalu harus berlindung kepada Allah, sebab peperangan antara kejahatan dan kebaikan juga akan selalu ada sampai hari kiamat kelak.
Maka kita selaku umat nabi yang terakhir dihimbau oleh Allah untuk meneruskan langkah para nabi-nabi kita terdahulu, agar keberadaan kita ini dalam melanjutkan perjuangan mereka menjadi sebab atas kemenagan yang sudah dijanjikan. Tidakkah kita melihat bahwa Rasulullah Saw masih “hidup”???. Ketahuilah, bahwa ajarannya kekal, dan jangan sekali-kali kita menyangka bahwa mereka yang gugur dalam memperjuangkan agama telah meninggal. Namun mereka tetap hidup di sisi Ar-Rahman.
"hendaklah sebagian dari pada kamu itu ada umat yang menyeru kepada kebaikan dan mencegah kemungkaran, dan mereka itulah orang-orang yang beruntung"
Qadhiyah fiqhiyyah dari ayat ini, bahwa seluruh ulama terkemuka sepakat bahwa, ayat di atas memiliki hukum fardhu kifayah, yang jika telah dilakukan oleh orang lain maka kewajiban terhadap kita terlepas. Namun pertanyaan yang harus kita munculkan di sini adalah, tidak inginkah kita menjadi aktor utama dalam sebuah skenario Allah?. Apa lagi ceritanya kita semua ingin happy ending, yaitu titel Al-Muflih
Oleh : Abdurrahman Yusak.
Sumber : http://www.tarqiyah.co.cc

Posted by Situs Bungo on 23.19. Filed under . You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0

0 komentar for “Rasulullah Masih "Hidup"”

Leave comment

Recent Entries

Recent Comments

Photo Gallery