Titik Ketuhanan dalam Otak Manusia
Seorang pecinta dunia dia akan mengatakan bahwa kebahagiaan tergantung sedikit banyaknya harta, jika hartanya sedikit maka kebahagiaanyapun sedikit dan begitu seterusnya, seorang pecinta dunia juga beranggapan bahwa kebebasan berbuat apapun tanpa batas adalah sesuatu yang bisa dikaitkan dengan kebahagiaan.
Seorang pecinta dunia juga percaya bahwa hidup tanpa ada yang mendikte serta mengatur merupakan bahagian dari kebahagiaan, karena dengan ini semua mereka bisa melakukan apa yang mereka senangi sehingga menimbulkan rasa bahagia dan kepuasaan.
Yang patut kita sadari bahwa semua itu adalah anggapan,asumsi, serta persepsinya seseorang yang tidak memahami kebahagiaan yang sebenarnya, kenapa saya katakan demikian? Karena kebahagiaan yang menurut mereka itu adalah bersifat sementara dan tidak cukup untuk memenuhi ruang batin manusia, sebab dunia berikut isinya di ciptakan oleh Allah adalah sesuatu yang di butuhkan oleh manusia secara fisik, air dugunakan untuk minum, membersihkan badan, menyiram tanaman dan sebagainya, rumah untuk berteduh , tidur dan lain sebagainya, tapi ini semua tidak senyawa dengan batin kita manusia (dan semuanya itu adalah perhiasan dunia, sedangkan allah memiliki sebaik-baik tempat)ali imran.
Jadi dimana letak kebahagiaan itu? Pada hakikatnya ia ada pada setiap otak manusia yang di kenal dengan istilah god spot atau titik tuhan, tetapi tidak semua orang bisa menikmatinya, para penikmatnya adalah yang mampu mengaktifkan god spot tersebut, yaitu dengan beribadah secara itnensif dan dengan hati yang ikhlas, jika ini dilakukan sesuai prosedur, maka insya Allah apa yang kita lakukan dan dalam kondisi apapun, bahagia akan tetap menyertai, logisnya seperti ini, bahwa Allah yang menciptakan segala sesuatu termasuk rasa, jika kita berhasil pdkt dengan Allah maka DIA akan berikan apapun kepada kita termasuk rasa bahagia.
Ada kisah sederhana yang menarik untuk kita ambil hikmahnya, sesorang bernama fulan, dia sangat suka menolong orang lain, orang membutuhkan dia hadir memberikan, orang kesusahan dia hadir sebagai teman, orang kehilangan dia juga merasakan, namun semuanya itu tidak membuat dia tidak merasa puas dengan apa yang telah dia lakukan, setelah di fikir kembali ternyata semua itu tidak dihiasi niat karena Allah, semua itu hanya karena atas nama sosial.
Jadi jelas bahwa segala sesuatu yang dilakukan karena Allah makan akan menjadi sesuatu yang amat berharga bagi si pelaku, terutama pahala dari Allah Swt, satu hal yang tidak boleh di lalaikan dan peringatan keras bagi muslim manapun untuk tidak meninggalkanya yaitu selamatkan diri dari azab Allah dengan media ibadah.
Ditulis oleh : Abdurrahman Yusak