Rukun Iman itu dirusak oleh Seorang Muslimah…
“Cinta adalah kekuatan yang mampu mengubah duri menjadi mawar, cuka menjadi anggur, mengubah malang jadi untung, mengubah sedih jadi riang, mengubah syetan jadi Nabi, mengubah iblis jadi Malaikat, mengubah sakit menjadi sehat, mengubah bakhil jadi dermawan, mengubah kandang jadi taman, mengubah penjara jadi istana, mengubah amarah jadi ramah”.
Mungkin anda kenal, kalimat yang bernada sastra di atas. Ya, ini adalah puisi Mbak Husna, yang disampaikan ketika mempersentasekan salah satu novel karangannya. Namun pencipta kalimat tersebut bukanlah Mbak husna sebenarnya, karena ini semua adalah alur cerita yang ada dalam film KCB (Ketika Cinta Bertasbih). Film yang ditayangkan di bioskop-bioskop Indonesia ini, terilhami dari novel Habiburrahman El Shirazy.
Penulis sangat kagum, melihat orang-orang yang memperjuangkan nilai-nilai Islam dari berbagai sarana, termasuk dunia entertainment. Mengingat banyak tayangan-tayangan di chanel swasta sangat memprihatinkan bagi perkembangan opini masyarakat secara luas. Pada umumnya, tayangan tersebut telah meracuni akhlak anak-anak Indonesia, seperti film-film yang berbau porno, kekerasan, kejahatan dan lain sebagainya. Begitu besar pengaruh media televisi, dapat anda bayangkan, memelihara jenggot, seperti halnya Rasulullah, hukumya “haram” di mata masyarakat Indonesia, hanya karena isu yang diangkat media tentang teroris. Sekarang yang memakai cadar lebih tercela dibanding mereka yang membuka aurat.
Era demokrasi hanya label yang dipajang, namun kegiatan keagamaan umat tidak lepas dari intel dan prosedur yang berbelit-belit untuk bisa diadakan lebih leluasa.
KCB secara spesifik telah merintis jalan syariat melalui dunia entertainment. Dan ini adalah suatu kebanggaan bagi kita yang cinta terhadap Islam. Namun hal yang paling perlu diperhatikan dalam penerapan nilai Islam dalam sarana ini adalah, isi ajaran yang ditontonkan. Dan ini adalah sebuah kekurangan yang sangat mendasar bagi setiap produser yang ikut menayangkan sinetron-sinetron Islami. Jangan hanya karena pertimbangan “nilai jual” produk, Islam dikorbankan. Atau jika ini adalah sebuah kesilapan, cepat-cepat perbaiki. Opsi yang lain barangkali, ini adalah furu’ yaitu perbedaan pendapat. Perbedaan pendapat boleh-boleh saja, tapi jangan menyentuh wilayah akidah.
Salah satu contoh, kesalahan yang amat fatal dari film KCB ialah, petikan kalimat Mbak Husna diatas, “Mengubah syetan jadi Nabi, mengubah iblis jadi Malaikat”.
Kalimat diatas adalah defenisi cinta yang diutarakan oleh seorang aktor Mbak Husna, seharusnya Pak Habib selaku pemilik ide cerita memahami betul kata-kata itu. Dalam sastra arab, ungkapan Mbak Husna itu disebut dengan mubalaghah, atau dalam bahasa indonesia, majas hiperbola yaitu gaya bahasa yang mengandung pernyataan yang berlebih-lebihan dengan maksud memberi penekanan. Masih dalam konteks sastra arab, majas hiperbola ini ada yang bisa di terima oleh akal, seperti , “Kini hidupnya benar-benar bermandikan uang”. Ada juga yang tidak bisa diterima oleh akal tapi ini diperbolehkan, seperti, “Air matanya menganak sungai”. Pada contoh ini dikatakan tidak diterima akal, sebab air mata seseorang, memang benar-benar tidak bisa menjadi anak sungai. Namun ungkapan pribahasa ini diperbolehkan tidak ada larangan bagi seseorang untuk menuturkannya.
Berkaitan dengan kata-kata Mbak Husna diatas, itu merupakan hiperbola yang tidak bisa diterima oleh akal dan hukumnya tidak boleh, alias haram. Sebab pada kenyataannya malaikat adalah makhluk Allah yang terbuat dari cahaya, dan tidak pernah bermaksiat barang sekalipun. Sedangkan iblis adalah makhluk Allah yang terbuat dari api, dan selalu ingkar kepada Allah SWT. dalam buku naqoid fi ahdi bi’tsah muhammadiyyah, Hasan Habnakah menegaskan, bahwa sastra Islam, tidak dibenarkan keluar dari jalur ajaran. Dan tidak boleh bertentanggan dengan Al Quran dan Sunnah. Banyak lagi ulama bahasa yang menegaskan, seperti Muhammad Qutub dan Sa’ad Abu Ridho.
Sekarang pakailah akal sehat kita untuk menerapkan pendapat para Ulama bahasa tersebut dengan puisi Mbak Husna yang mengatakan cinta adalah kekuatan yang bisa merubah iblis menjadi malaikat. Dan ingat, percaya kepada malaikat, adalah salah satu rukun iman yang wajib kita percaya.
Ditulis oleh : Abdurrahman Yusak
MasyaAllah baru sadar awak duh.. dari perkataan puisi tum.. mantap artikelnyo duh... taruihan abduh..
Jzakumullah...
Mohon doanya...
saya kira itu puisi anak remaja jaman sekarang alias anak2 abg bukan puisi cinta yg seperti di utarakan seorang sufi pakar cinta rabiah el adawiyah .....sblm anda mencintai seseorang anda harus mencintai Allah dah Rasul-Nya dulu maka cinta anda bagaikan cahaya yg kan menerangi anda dan menerangi yg anda cintai ...jadi cinta itu bukan suatu kekuatan yg dapat merubah sesuatu krn kekuatan hanya Allah yg memilikinya `la haula wala quwata illa billah`...hanya mrk2 yg dkt dgn Allah yg mempunyai cinta sejati ....lainnya cinta buta hehe atau `alhubul a`ma`